Dalam ekonomi terdapat
permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan
membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah
barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran,
harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah :
- sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu
- kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah produk pada berbagai kemungkinan tingkat harga dalam waktu yang sama.
Penawaran adalah :
- sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
- kesediaan penjual untuk menjual berbagai jumlah produk pada berbagai tingkat harga dalam waktu yang sama.
Contoh permintaan adalah aktifitas di pasar yang bertindak sebagai
permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika
terjadi transaksi antara
pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada
harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.
Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Hukum Permintaan (The Low of Demand)
Hukum permintaan berbunyi : jumlah produk yang diminta berbanding
terbalik dengan harga, artinya : Jika harga barang naik maka jumlah
permintaannya akan turun dan sebaliknya, Jika harga semakin murah maka
permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Tentu saja
kondisi di atas bersifat ceteris paribus artinya semua faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum permintaan dianggap tetap.
Penyimpangan Hukum Permintaan :
1. Kasus Giffen
2. Kasus Spekulasi
3. Kasus Barang-barang prestise
Hukum Penawaran (The Low of Supply)
Hukum penawaran menyatakan bahwa : jumlah produk yang ditawarkan
berbanding lurus dengan harga, artinya : Jika harga semakin rendah/murah
maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya, Jika harga naik
maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik dan sebaliknya,
ceteris paribus.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan)
sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka
pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas,
namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak
barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin
besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan
mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
Kurva Permintaan dan Penawaran
Kurva Permintaan
Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut kurva permintaan menjadi
miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva permintaan
dikatakan mempunyai kemiringan negatif, karena variable
– variable yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya berlawanan arah.
Kurva permintaan tidak mungkin menyentuh sumbu P karena berapapun
harganya pasti ada konsumen yang bersedia untuk membeli barang yang
dihasilkan.
Kurva Penawaran
Kurva penawaran mempunyai kemiringan positif artinya
variable-variabelnya bekerja dalam arah yang sama. Kurva penawaran
miring dari kiri bawah ke kanan atas.
Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan dikatakan mempunyai kemiringan negatif. Ia miring dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva permintaan ini bisa bergeser disepanjang kurva permintaan apabila terjadi perubahan harga dan perubahan jumlah barang yang diminta.
Sedangkan pergerakkan kurva permintaan hanya bisa terjadi apabila
jumlah barang berubah. Kurva permintaan dikatakan bertambah apabila
kurvanya bergerak ke kanan atas dan dikatakan berkurang apabila kurvanya
bergerak ke kiri bawah.
Pergeseran Kurva Penawaran
Sifat kurva penawaran dalam pergesaran dan pergerakkan kurva hampir sama
dengan yang terjadi pada kurva permintaan hanya gambar kurva penawaran
miring dari kiri bawah ke kanan atas. Selanjutnya kurva penawaran
dikatakan bertambah apabila kurvanya bergerak ke kanan bawah dan
dikatakan berkurang apabila kurvanya bergerak ke kiri atas.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
Fator yang mempengaruhi Permintaan (Demand)
Faktor – faktor yang menyebabkan keadaan ( hukum permintaan tak berlaku )
tidak menjadi ceteris paribus dan mempengaruhi permintaan masyarakat
adalah :
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai
dan margarin akan turun permintaannya; atau menurunya harga daging ayam,
permintaan daging sapi bertendensi menurun.
3. Jumlah pendapatan /penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak
barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka
seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar
jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun
atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung
akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun
suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat
tinggi dibandingkan bulan lainnya.
6. Perubahan Harga barang Komplementer
Meningkatnya harga film maka akan menyebabkan berkurangnya permintaan akan alat kamera dan sebaliknya.
Permintaan dapat dibedakan menjadi :
1. Permintaan absolut : permintaan yang harus dipenuhi tanpa mempertimbangkan kemampuan
2. Permintaan potensial : permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli
3. Permintaan efektif : permintaan yang benar – benar dilaksanakan
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penawaran (Supply)
Faktor – faktor yang menyebabkan hukum penawaran tak berlaku atau keadaan menjadi tak ceteris paribus lagi adalah :
1. Biaya produksi dan Kemampuan produsen untuk berproduksi menggunakan teknologi
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen
akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena
takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku
terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan
biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar
sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris
dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan
tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk
menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga
perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen
yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga
terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan
bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai
faktor.
Analisis Matematis Permintaan
Analisi ini berguna untuk menggambar dan memperhitungkan harga dan
jumlah permintaan secara lebih rasional matematis. Adapun hal – hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Fungsi permintaan dituliskan : Qd = a – b. P
Qd = jumlah barang yang diminta
a = konstanta
b = gradien garis
P = harga barang
2. Rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu
P – P1 Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
Analisis Matematis Penawaran
Analisi ini berguna untuk menggambar dan memperhitungkan harga dan
jumlah penawaran. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Fungsi penawaran dituliskan : Qs = – a + b. P
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
a = konstanta
b = gradien garis
P = harga barang
2. Rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu
P – P1 Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
SUMBER :
o http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi
o dari materi SMUK St. Albertus Malang Bab VIII Permintaan dan Penawaran
http://www.snapdrive.net/files/566570/BAB%20VIII-KUNCI.doc –
NAMA : DARMI KARTIKA ( 11112722 )
KELAS : 2KA30
Minggu, 30 Maret 2014
2. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
definisi permintaan
Pengertian Permintaan
permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu
Masyarakat
selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar.
Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat
harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya
mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsure-unsur yang
terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang
mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli
dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
Hukum
permintaan tersebut dilatari oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi
kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah
disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara
anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemenuhan
kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga orang
akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Hukum
permintaan berbunyi: apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta
akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang
yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah
barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga
barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah
barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan
naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
Daftar & kurva permintaan
Definisi penawaran
Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.Dalam
rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai
barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual
kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan
bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran
bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah
jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga dan situasi.
Hukum penawaran
Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka
jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun
maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah
barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di
hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang
yang ditawarkan dengan tingkat harga
Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
biaya
pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan
membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut
tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku
terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan
biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan
yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented)
akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga
harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan
menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan
tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk
menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak
yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga
perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen
yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika
ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga
terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika
harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan
diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa
menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai factor
Daftar dan kurva penawaran
Penjual
biasanya ingin menjual barang atau jasa yang diproduksinya dengan harga
tinggi. walaupun resikonya adalah barang yang terjual akan relative
sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang
penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar.
Contoh
: Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan harga yang tinggi
dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan dengan musim panen raya.
Akibatnya dipasar akan berkerumunan penjual buah-buahan sehingga harga
buah-buahan pun jatuh.
Kurva
penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga.
Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga
(sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X). Contoh: jumlah pakaian
batik yang ditawarkan Ibu Nina pada berbagai tingkat harga.
Keseimbangan permintaan dan penawaran
Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan
waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang
yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh
permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai
permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika
terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat
terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari
tawar-menawar yang alot.
Sumber : http://ri2-aff.blogspot.com/2010/02/pengertian-permintaan-dan-penawaran.html
nama : darmi kartika ( 11112722 )
kelas : 2ka30
1 . SISTEM PEREKONOMIAN
SISTEM PEREKONOMIAN
A.
Pengertian Sistem
Sistem
menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara holistik,
yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki
ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar”
yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa
orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem
kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu
sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan
kombinasi dari subjek-subjek tersebut.
Perangkat
kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu
berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek)
tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut
agar serasi.
Kaidah
atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar
manusia. Contohnya aturan-aturan dalam suatu sistem kekerabatan. Secara toritis
pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi
yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa atau negara dalam
mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.
Pengertian
lembaga atau institusi ekonomi adalah suatu pedoman atau, atauran atau kaidah
yang digunakan seseorang atau masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang
berkaitan dengn usaha(bisnis), dengan pasar, transaksi jual-beli, dan
pembayaran dengan uang. Pengertian ekonomi secara lembaga yaitu produk-produk
hokum tertulis, seperti Tap MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah, ARD/ART suatu organisasi dan lain-lain.
B.
Sistem Ekonomi
Persoalan-persoalan
ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan
alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor produksi
yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
Sistem ekonomi merupakan
cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata
susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalanekonomi untuk
mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi
adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia
dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya
dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri,
tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya
berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam
suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari
kesatuan ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.
Pada negara-negara yang
berideologi politik leiberalisme dengan rezim pemerintahan yang demokratis, pada
umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan ekonomi yang
berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini penyelenggara
kenegaraannya cendrung bersifat etatis dengan struktur birokrasi yang
sentralistis. Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas sehingga
dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain.
Berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :
1. Sistem pemilikan sumber daya atau
faktor-faktor produksi
2. Keluwesan masyarakat untuk saling berkompentisi
satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3. Kadar peranan pemerintah dalam
mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada
umumnya.
C.
Macam-Macam Sistem Ekonomi
1.
Sistem Ekonomi Liberal-Kapetalis
Sistem
ekonomi leiberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang
besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi
kepentingan individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor
produksi. Secara garis besar, ciri-ciri ekonomi liberal kapitalis adalah
sebagai berikut :
a. Adanya pengakuan yang luas terhadap
hak pribadi
b. Praktek perekonomian di atus menurut
mekanisme pasar
c. Praktek perekonomian digerakan oleh
motif keuntungan (profile motife)
2.
Sistem Ekonomi Sosialis-Komunistik
Dalam
sistem ekonomi sosialis-komunistis adalah kebalikannya, dimana sumber daya
ekonomi atau faktor produksi dikuasai sebagai milik negara. Suatu negara yang
menganut sistem ekonomi sosialis-komunis, menekankan pada kebersamaan masyarakat
dalam menjalankan dan memajukan perekonomian.
Dalam
sistem ini yang menonjol adalah kebersamaan, dimana semua alat produksi adalah
milik bersama (negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.
3.
Sistem Ekonomi Campuran (mixed ekonomi
Di
samping kedua ekstrim sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem yang lain
yang merupakan “atas campuran : antara keduanya, dengan berbagai fariasi kadar
donasinya, dengan berbagai fariasi nama dan oleh istilahnya. Sistem ekonomi
campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau
negara-negara dunia ke tiga.
Beberapa
negara di antaranya cukup konsisten dalam meramu sistem ekonomi campuran, dalam
arti kadar kapitalisnya selalu lebih tinggi (contoh Filipina) atau bobot
sosialismenya lebih besar (contoh India). Namun banyak pula yang
goyah dalam meramu campuran kedua sistem ini, kadang-kadang condong
kapitalistik.
Pada
dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan
persaingan terkendali, agaknya merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk
mengelola perekonomian di Indonesia, namun demikian akhir-akhir ini sistem
ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonomi liberal dan kapitalis hal ini
ditandai dengan derasnya modal asing yang mauk ke Indonesia dan banyaknya BUMN
dan BUMD yang telah diprivatisasi. Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus globalisasi
dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem ekonomi
sosialisme-komunistik.
PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
A.
Perkembangan Pemikiran Sistem
Ekonomi Indonesia
Seperti yang kita
ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar
falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah
lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau
realisasi falsafah tersebut.
Pergulatan pemikiran
tentang sistim ekonomi apa yang sebaiknya di diterapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai
kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus
berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistim
ekonomi pancasila SEP. Menurut Sri-Edi Suwasono (1985), pergulatan pemikiran
tentang ESP pada hakikatnya merupakan dinamika penafsiran tentang pasal-pasal ekonomi
dalam UUD 1945.
1.
Pasal Ekonomi Dalam UUD 1945
Pasal 33 UUD 1945, yang
dimaksud dengan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak
adalah barang dan jasa yang vital bagi kehidupan manusia, dan tersedia dalam
jumlah yang terbatas. Tinjauan terhadap vital tidaknya suatu barang tertentu terus
mengalami perubahan sesuai dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, peningkatan
taraf hidup dan peningkatan permintaan.
Dengan demikian
penafsiran pasal-pasal di ataslah yang banyak mendominasi pemikiran SEP.
Pemikiran tentang ESP, sudah banyak, namun ada beberapa yang perlu dibahas
secara rinci karena mereka merupakan faunding
father dan juga tokoh-tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita,
diantaranya :
a. Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Bung Hatta selain
sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai
perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada
pengalaman pahit bangsa Indonesia
yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi
liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia
telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung
Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasakan
kekeluargaan
b. Pemikiran Wipolo
Pemikiran Wipolo
disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38 UUDS
(pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo,
pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga
menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi
liberal-kapitalistik
c. Pemikiran Wijoyo Nitisastro
Pemikiran Wijoyo
Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo
Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap
sector swasta.
d. Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP
adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah satu
perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia.
Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional
yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
e. Pemikiran Emil Salim
Konsep Emil Salim tentang
SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar dengan perencanaan. Menurut
Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai keseimbangan antara sistem
komando dengan sistem pasar. “lazimnya
suatu sistem ekonomi bergantung erat dengan paham-ideologi yang dianut suatu
negara
Sumitro Djojohadikusumo
dalam pidatonya di hadapan School of Advanced
International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan bahwa yang
dicita-citakan bangsa Indonesia
adalah suatu macam ekonomi campuran. Lapangan-lapangan usaha tertentu akan
dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan
terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
A.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Sebelum membahas tentang
pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu kita akan bahas beberapa teori pertumbuhan
ekonomi yang dikemukakan beberapa ahli. Pada abad-19 banyak ahli ekonomi yang
menganalisis dan membahas, serta mengemukakan teori-teori tentang
tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Retrich List, Brunohilder
Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow.
Retrich List adalah
penganut paham laisser-vaire dan
berpendapat bahwa sistim ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara
optimal tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap diperlukan.
Brunohilder Brand adalah
pengkritik Retrich List, mereka mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau
ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau konsumsinya, tetapi lebih
ditekankan pada metode distribusi yang digunakan. Brunohilder Brand
mengemukakan 3 (tiga) sistim distribusi yaitu :
1. Natural atau perekonomian barter
2. Perekonomian uang
3. Perekonomian kredit
Sedangkan Karl Bucher
mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Karl Bucher mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri
2. Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas
3. Perekonomian nasional, dimana
peranan pedagang-pedagan tampak makin penting jadi barang-barang itu diproduksi
untuk pasar. Ini merupakan gambaran revolusi di Jerman.
Walt Whitman Rostow
dalam bukunya : De Stages of Economic
Growth mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam
5 tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap
dari 5 tahap pertumbuhan ekonomi tersebut. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi
Rostow adalah :
1. Tahap masyarakat tradisional
2. Tahap prasyarat lepas landas
3. Tahap lepas landas
4. Gerakan kea rah kedewasaan
5. Masa konsumsi tinggi
B.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sejak kemerdekaan pada
tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa
reformasi) Indonesia
telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde
lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun
akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan
yang lebih baik.
1.
Masa Orde Lama (1945-1966)
Pada masa ini
perekonomian berkembang kurang menggembirakan, sebagai dampak ketidakstabilan
politik dan seringnya pergantian cabinet.
2.
Masa Orde Baru (1966-1997)
Menghadapi perekonomian yang
sedemikian rupa, pemerintah peralihan menetapkan beberapa langkah perioritas
kebijakan ekonomi sebagai berikut :
a. Memerangi inflasi
b. Mencukupkan stok cadangan bahan
pangan terutama beras
c. Merehabilitasi prasarana
perekonomian
d. Meningkatkan ekspor
e. Menyediakan/menciptakan lapangan
kerja
f. Mengundang kembali investor asing
3.
Masa Reformasi (1998-sekarang)
Pada masa reformasi ini
perekonomian indoensia ditandai dengan krisis monoter yang berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kea rah
pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan
5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah duperhitungkan namun laju inflasi
masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%.
Pada tahun 1998 hampir
seluruh sector mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berebeda dengan kondisi
ekonomi tahun 1999.
C.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Adapun faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia,
secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara
sumber : Hernawati (fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Haloleo - Kendari) .
NAMA : DARMI KARTIKA
NPM : 11112722
KELAS : 2KA30
Langganan:
Postingan (Atom)